ETIKA PROFESI
(KEPAKARAN SEORANG TEKNIK INDUSTRI, KARAKTER TIDAK BERETIKA, DAN AKTIVITAS TIDAK BERETIKA PROFESIONAL)
Nama: Fransiska Putri Sekarmayang
NPM: 32411950
Kelas: 4ID04
1. Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik
industri?
Jawab:
Kepakaran dari seorang
teknik industri adalah ahli dalam memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi
khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada bidang lapangan pekerjaan.
Seorang sarjana teknik industri belajar untuk me-manage suatu sistem
yang terintegrasi serta memperbaiki sistem tersebut secara berkelanjutan. Dalam
melakukan pekerjaannya, aspek yang tentunya harus mampu dikuasai oleh seorang
sarjana teknik industri adalah aspek ergonomi, antropologi, optimasi, teori
keputusan, manajemen proyek, sistem produksi, pengendalian
kualitas, bahkan statistika sebagai dasar ilmu industri. Oleh karena itu sarjana
teknik industri dituntun untuk selalu belajar hal-hal yang baru dan berpikiran
terbuka, karena ilmu teknik industri berkembang dengan sangat cepat. Kepakaran lain
dari seorang sarjana teknik industri yaitu harus mampu melakukan perancangan,
analisis, dan perbaikan dari sistem terintegrasi yang terdiri atas elemen-elemen
seperti manusia, material, peralatan, biaya, dan energi
agar tercapai suatu tujuan tertentu yang optimal, efektif (tepat guna), dan
efisien.
2. Tuliskan
karakter-karakter tidak beretika menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari
(beri 5 contoh dan analisa)?
Jawab:
1.
Memotong perkataan orang (menyela), hal ini oleh
sebagain besar orang dianggap tidak sopan. Ada baiknya kita bersikap santun
dengan menunggu lawan bicara selesai berbicara daripada menyela perkataan orang
tersebut. Menyela atau memotong perkataan seseorang memungkinkan lawan bicara
kita tersinggung dan merasa tidak dihargai, orang yang suka menyela perkataan
orang lain akan dianggap hanya memikirkan ego sendiri untuk berbicara dan tidak
memikirkan orang lain untuk memberikan kesempatan berbicara hingga selesai.
2.
Menggunakan gadget
pada saat rapat atau pada saat perkumpulan, pada jaman sekarang seringkali
disebut-sebut istilah “dekat di mata, namun jauh di hati”. Hal ini biasanya
dikarenakan adanya teknologi yang semakin berkembang, salah satunya yaitu
gadget, dampak buruknya adalah pada saat ada rapat penting di sebuah kantor
atau perkumpulan dengan teman atau keluarga, seringkali kita “asyik” dengan
dunia sendiri. Hal ini akan dianggap tidak sopan dan orang lain akan berpikir
bahwa kita menutup diri dari lingkungan sosial yang sesungguhnya.
3.
Bersendawa ketika makan di tempat umum, bersendawa keras
sampai terdengar orang lain, terutama yang sedang berada di sekitarnya akan
sangat mengganggu. Selain tidak enak didengar oleh orang sekitar dan dapat
menimbulkan rasa mual bagi beberapa orang tertentu yang mendengarnya, juga
tidak memungkinkan adanya bau tidak sedap yang tidak enak dihirup.
4.
Berbicara kasar, hal ini tentunya sangat tidak sopan
dilakukan dan dapat dikatakan sangat tidak beretika, terutama ketika seseorang
sedang berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki jabatan diatasnya. Sebaiknya
jagalah perkataan, karena kualitas seseorangpenilaian seseorang selain dilihat
dari penampilan, namun yang paling penting adalah dari cara sopan santun dalam berbicara.
5.
Membersihkan kotoran pada hidung atau telinga di depan
umum, perilaku ini sama tidak sopannya dengan bersendawa di tempat umum. Hal ini
dapat menjadi pemandangan yang tidak sedap dipandang mata oleh siapapun yang
melihatnya. Meskipun sebagian orang ada yang menganggap perilaku ini adalah hal
yang wajar, namun untuk sebagian besar orang hal ini sangat mengganggu karena dianggap
jorok atau tidak bersih.
3. Tuliskan aktivitas
tidak beretika profesional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa)?
Jawab:
1. Jurnalis
yang menulis berita secara tidak netral dengan memihak pada satu figur,
golongan, atau kalangan tertentu. Hal ini merupakan contoh aktivitas tidak
beretika yang dilakukan oleh seorang profesional. Seorang jurnalis diharuskan
membuat berita yang netral dan tidak memihak pada pihak manapun agar tidak berdampak
pada kericuhan ataupun tidak merubah cara pandang para pembaca berita dengan
berita yang dirasa tidak adil apabila berpihak pada satu pihak tertentu saja,
bisa jadi pihak lain merasa dirungikan.
2. Hakim yang
rela disuap untuk meringankan atau menghilangkan hukuman untuk tersangka dalam
suatu kasus kejahatan. Pada jaman sekarang ini dimana-mana telah terjadi tindak
korupsi baik di lingkungan sekitar maupun lingkungan profesional, pada
pemerintahan misalnya banyak kasus yang memberitakan hakim yang tidak memiliki etika
dalam bekerja dengan rela untuk disuap. Hakim haruslah bersikap adil ketika
melakukan atau mendakwa suatu keputusan tanpa dipengaruhi ataupun berpihak pada
salah satu pihak tertentu. Hakim harus bersikap netral dan berpegang teguh pada
hukum yang harusnya ditegakkan.
3. Operator yang bekerja di bagian QC (quality
control) meloloskan suatu produk yang sebenarnya dianggap cacat atau tidak
layak. Hal ini termasuk dalam aktivitas tidak beretika yang dilakukan oleh
profesional. Aktivitas ini dapat berdampak sangat buruk bagi perusahaan tempat
operator tersebut bekerja. Apabila sampel produk yang cacat tersebut sudah
sampai ke tangan konsumen atau pasaran, dan terjadi pengaduan konsumen yang
cukup serius maka secara tidak langsung akan menjatuhkan nama baik perusahaan
tersebut. Hal ini dalam jangka panjang dapat berakibat pada turunnya kinerja
perusahaan dan atau bangkrutnya perusahaan.
4. Seorang atasan yang melakukan tindakan tidak etis demi kepentingan pribadi.
Hal ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang mempunyai wewenang ataupun
jabatan tinggi di sebuah perusahaan, misalnya mempengaruhi orang-orang yang
berada dalam lingkup pekerjaannya untuk melakukan hal buruk yang serupa
dengannya, yang dianggap tidak etis. Hal ini terjadi karena dalam kehidupan
sosial seringkali berlaku pedoman tidak tertulis bahwa apa yang dilakukan
atasan akan menjadi contoh bagi anak buahnya. Tidak beretika bagi seorang
atasan melakukan hal tersebut, apalagi demi kepentingan diri sendiri karena
akan merugikan kepentingan perusahaan atau suatu pihak tertentu.
5. Seorang psikolog yang menceritakan rahasia pribadi subjek/pasiennya kepada
orang lain. Hal ini sangat bertentangan dengan kode etik sebagai seorang
psikolog. Sudah seharusnya seorang psikolog menjaga kerahasiaan dari cerita
pribadi subjek/pasiennya karena hal tersebut mungkin menjadi aib atau pengalaman
buruk bagi seseorang, oleh karena itu psikolog harus bersimpati untuk memahami
kesukaran-kesukaran pasiennya dengan tidak menceritakan rahasia pribadi si
pasien tersebut.
Referensi:
https://diy4h.wordpress.com/40/