Selasa, 31 Maret 2015

TUGAS SOFTSKILL 1: ETIKA PROFESI

ETIKA PROFESI 
(KEPAKARAN SEORANG TEKNIK INDUSTRI, KARAKTER TIDAK BERETIKA, DAN AKTIVITAS TIDAK BERETIKA PROFESIONAL)

Nama: Fransiska Putri Sekarmayang
NPM: 32411950
Kelas: 4ID04

1.  Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Jawab:
Kepakaran dari seorang teknik industri adalah ahli dalam memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada bidang lapangan pekerjaan. Seorang sarjana teknik industri belajar untuk me-manage suatu sistem yang terintegrasi serta memperbaiki sistem tersebut secara berkelanjutan. Dalam melakukan pekerjaannya, aspek yang tentunya harus mampu dikuasai oleh seorang sarjana teknik industri adalah aspek ergonomi, antropologi, optimasi, teori keputusan, manajemen proyek, sistem produksi, pengendalian kualitas, bahkan statistika sebagai dasar ilmu industri. Oleh karena itu sarjana teknik industri dituntun untuk selalu belajar hal-hal yang baru dan berpikiran terbuka, karena ilmu teknik industri berkembang dengan sangat cepat. Kepakaran lain dari seorang sarjana teknik industri yaitu harus mampu melakukan perancangan, analisis, dan perbaikan dari sistem terintegrasi yang terdiri atas elemen-elemen seperti manusia, material, peralatan, biaya, dan energi agar tercapai suatu tujuan tertentu yang optimal, efektif (tepat guna), dan efisien.

2. Tuliskan karakter-karakter tidak beretika menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa)?
Jawab:
1.    Memotong perkataan orang (menyela), hal ini oleh sebagain besar orang dianggap tidak sopan. Ada baiknya kita bersikap santun dengan menunggu lawan bicara selesai berbicara daripada menyela perkataan orang tersebut. Menyela atau memotong perkataan seseorang memungkinkan lawan bicara kita tersinggung dan merasa tidak dihargai, orang yang suka menyela perkataan orang lain akan dianggap hanya memikirkan ego sendiri untuk berbicara dan tidak memikirkan orang lain untuk memberikan kesempatan berbicara hingga selesai.
2.    Menggunakan gadget pada saat rapat atau pada saat perkumpulan, pada jaman sekarang seringkali disebut-sebut istilah “dekat di mata, namun jauh di hati”. Hal ini biasanya dikarenakan adanya teknologi yang semakin berkembang, salah satunya yaitu gadget, dampak buruknya adalah pada saat ada rapat penting di sebuah kantor atau perkumpulan dengan teman atau keluarga, seringkali kita “asyik” dengan dunia sendiri. Hal ini akan dianggap tidak sopan dan orang lain akan berpikir bahwa kita menutup diri dari lingkungan sosial yang sesungguhnya.
3.    Bersendawa ketika makan di tempat umum, bersendawa keras sampai terdengar orang lain, terutama yang sedang berada di sekitarnya akan sangat mengganggu. Selain tidak enak didengar oleh orang sekitar dan dapat menimbulkan rasa mual bagi beberapa orang tertentu yang mendengarnya, juga tidak memungkinkan adanya bau tidak sedap yang tidak enak dihirup.
4.    Berbicara kasar, hal ini tentunya sangat tidak sopan dilakukan dan dapat dikatakan sangat tidak beretika, terutama ketika seseorang sedang berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki jabatan diatasnya. Sebaiknya jagalah perkataan, karena kualitas seseorangpenilaian seseorang selain dilihat dari penampilan, namun yang paling penting adalah dari cara sopan santun dalam berbicara.
5.    Membersihkan kotoran pada hidung atau telinga di depan umum, perilaku ini sama tidak sopannya dengan bersendawa di tempat umum. Hal ini dapat menjadi pemandangan yang tidak sedap dipandang mata oleh siapapun yang melihatnya. Meskipun sebagian orang ada yang menganggap perilaku ini adalah hal yang wajar, namun untuk sebagian besar orang hal ini sangat mengganggu karena dianggap jorok atau tidak bersih.

3. Tuliskan aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa)?
Jawab:
1.    Jurnalis yang menulis berita secara tidak netral dengan memihak pada satu figur, golongan, atau kalangan tertentu. Hal ini merupakan contoh aktivitas tidak beretika yang dilakukan oleh seorang profesional. Seorang jurnalis diharuskan membuat berita yang netral dan tidak memihak pada pihak manapun agar tidak berdampak pada kericuhan ataupun tidak merubah cara pandang para pembaca berita dengan berita yang dirasa tidak adil apabila berpihak pada satu pihak tertentu saja, bisa jadi pihak lain merasa dirungikan.
2.    Hakim yang rela disuap untuk meringankan atau menghilangkan hukuman untuk tersangka dalam suatu kasus kejahatan. Pada jaman sekarang ini dimana-mana telah terjadi tindak korupsi baik di lingkungan sekitar maupun lingkungan profesional, pada pemerintahan misalnya banyak kasus yang memberitakan hakim yang tidak memiliki etika dalam bekerja dengan rela untuk disuap. Hakim haruslah bersikap adil ketika melakukan atau mendakwa suatu keputusan tanpa dipengaruhi ataupun berpihak pada salah satu pihak tertentu. Hakim harus bersikap netral dan berpegang teguh pada hukum yang harusnya ditegakkan.
3.    Operator yang bekerja di bagian QC (quality control) meloloskan suatu produk yang sebenarnya dianggap cacat atau tidak layak. Hal ini termasuk dalam aktivitas tidak beretika yang dilakukan oleh profesional. Aktivitas ini dapat berdampak sangat buruk bagi perusahaan tempat operator tersebut bekerja. Apabila sampel produk yang cacat tersebut sudah sampai ke tangan konsumen atau pasaran, dan terjadi pengaduan konsumen yang cukup serius maka secara tidak langsung akan menjatuhkan nama baik perusahaan tersebut. Hal ini dalam jangka panjang dapat berakibat pada turunnya kinerja perusahaan dan atau bangkrutnya perusahaan.
4.    Seorang atasan yang melakukan tindakan tidak etis demi kepentingan pribadi. Hal ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang mempunyai wewenang ataupun jabatan tinggi di sebuah perusahaan, misalnya mempengaruhi orang-orang yang berada dalam lingkup pekerjaannya untuk melakukan hal buruk yang serupa dengannya, yang dianggap tidak etis. Hal ini terjadi karena dalam kehidupan sosial seringkali berlaku pedoman tidak tertulis bahwa apa yang dilakukan atasan akan menjadi contoh bagi anak buahnya. Tidak beretika bagi seorang atasan melakukan hal tersebut, apalagi demi kepentingan diri sendiri karena akan merugikan kepentingan perusahaan atau suatu pihak tertentu.
5.    Seorang psikolog yang menceritakan rahasia pribadi subjek/pasiennya kepada orang lain. Hal ini sangat bertentangan dengan kode etik sebagai seorang psikolog. Sudah seharusnya seorang psikolog menjaga kerahasiaan dari cerita pribadi subjek/pasiennya karena hal tersebut mungkin menjadi aib atau pengalaman buruk bagi seseorang, oleh karena itu psikolog harus bersimpati untuk memahami kesukaran-kesukaran pasiennya dengan tidak menceritakan rahasia pribadi si pasien tersebut.

Referensi:
https://diy4h.wordpress.com/40/